Selasa, 20 April 2010

Raden Ajeng Kartini

Mengapa RA Kartini begitu terkenal dan dianggap sebagai pelopor pergerakan kaum wanita di Indonesia, padahal banyak wanita-wanita lain di Indonesia yang berperan amat aktif dan progresif dalam pergerakan kaum wanita seperti Cuk Nyak Dien, Rosita, dll

Banyak orang yang memberikan alasan karena begitu hebat perjuangan kartini dalam mendobrak tradisi pingitan pada kultur jawa dan lain sebagainya...
Tapi jawaban yang paling pas adalah karena Kartini di promosikan oleh orang Belanda karena Kartini tidak pernah melawan Belanda, berbeda dengan tokoh-tokoh wanita yang lain, seperti Rosita, wanita yang sejaman atau bahkan lebih tua dari Kartini ini adalah pejuang wanita yang pernah jadi wartawan sampai pernah ditawan oleh Belanda, ia juga mendirikan sekolah bagi anak bangsa dan banyak aktifitasnya sebagai seorang pejuang, tapi sekali lagi ia adalah seorang pemberontak di mata kaum penjajah.

Bagaimana Kartini ? ia adalah anak bangsa yang memberontak bukan kepada penjajahan kolonialisme tapi memberontak kepada budaya pingitan. Ini didukung oleh kaum penjajah, dengan kata lain juga sebagai legitimasi bahwa bangsa jawa ini layak untuk dikuasai (dijajah) oleh Belanda karena bangsa jawa adalah bangsa yang masih terbelakang, dan masih menindas kaum wanitanya

Kartini seorang pejuang .....? iya ,tapi ya untuk hal yang kecil dibandingkan bagaimana berjuang untuk terbebas dari penjajahan bangsa asing secara fisik maupun ideologi.Bagaimana sekarang.....? Kolonialisme Barat akan menganggap siapa yang berani menlawannya juga akan dianggap sebagai orang yang biadab, walau mereka menindas bangsa-bangsa lain didunia tapi bagi mereka itu sah-sah saja karena memberantas bangsa biadab.

Bangsa lain yang marah terhadap mereka dan berani melawan.........? akan divonis aebagai TERORIS, George Bush berkata : WITH ME OR WITH TERORIS....!!!

Jumat, 02 April 2010

Benteng Vander Wijk Gombong

Walau benteng Vander Wijk dilihat dari tahun pembuatan didirikan sebelum meletusnya perang Jihad Pangeran Diponegoro tapi benteng ini juga mempunyai peran besar dalam menghadapi gerakan Pangeran Diponegoro, yang konon akan mendirikan Kesultanan di daerah ini, walau para ahli sejarah sama sekali tidak ada yang mencatat tapak-tapak perjuangan Pangeran Santri di daerah ini, bahkan kepergian Pangeran dalam ngangsu kawruh di daerah ini juga tak ada yang terlacak dan nyaris tak ada yang mengetahui. Tak ada yang tahu bahwa Islamnya Pangeran Diponegoro itu sama dengan Islamnya Salahudin Al Ayubi dan sekarang Hasan Nashrullah di Libanon, yaitu pengikut Zaidiyah-Syafi`iyah.

Kesatuan-kesatuan Laskar Islam/Laskar Santri atau kalau sekarang adalah Thaliban sangat banyak dari daerah ini, antara lain Laskar Santri dari Wilayah Somalangu, Banjursari, Tegalsari dan lain-lainnya. Baru setelah tertangkapnya Pangeran Santri Laskar Santri kurang menguasai daerah ini. Menurut catatan orang belanda sebetulnya Pangeran Diponegoro telah memenangi pertempuran dan mengusai keadaan, hanya dengan tidak adanya pengakuan secara De Jure bila maka Pangeran Santri yang sudah di Bai`at oleh para Ulama sebagai Khalifatullah tanah Jowo ingkang sinuhun Sultan Heru Cokro, maka kedaulatan Pangeran sebagai Sultan secara De Facto akhirnya runtuh oleh tipu daya Kafir Belanda.

Benteng Vander Wijk hampir pasti akan dijadikan markaz pertahanan Kesultanan Pangeran Santri. Walau daerah ini gagal menjadi pusat pertahanan Islam tapi percatalah kalau keyakinan Islam di daerah ini memang berbeda dengan daerah lain di negeri ini. Bila ruh Al Jihad Laskar Santri daerah ini di bangunkan untuk berhadapan dengan Fitnah kaum kafir pasti nyala api akan berkobar dan sulit dipadamkan. Tapi anehnya terima menjadi orang kalah bila berhadapan dengan bangsa sendiri, dan bahkan terima dihina oleh orang-orang / oknum-oknum yang kurang ilmu dan kurang akalnya, dikiranya Laskar Santri penerus Gerakan Jihad Pangeran Santri ini gampang di kalahkan......., Vander Wijk menjadi saksi bisu