Minggu, 28 Maret 2010

Kyai Hasan Mukmin

Kiyai Hasan Mukmin dari Berangkal (sekarang desa Klopogodo kec, Gombong) adalah gurunya Raden Mas Ontowiryo yang dikemudian hari R.M Ontowiryo diberi gelar Pangeran Diponegoro, beliau nyantri di Berangkal dari masih kanak-kanak sampai menjelang dewasa, ketika kembali ke Ngayogyokarto Hadiningrat atau tepatnya di Tegalrejo, kemudian beberapa saat kemudian beliau menikah.

Jadi ajaran Islam yang mengendap di dalam hati dan menjadi prinsip hidup Pangeran Diponegoro adalah ajaran Islam yang diajarkan oleh Kiyai Hasan Mukmin yang jelas-jelas amat membenci belanda, karena belanda disamping bukan orang Islam (orang Kafir) mereka juga sebagai penjajah negara jawa ini, yang dalam Fiqih Siyasah disebut sebagai Kafir Muharrabah atau orang Kafir yang harus diperangi.

Apa jadinya ketika Pangeran Diponegoro harus melihat didepan matanya orang dari bangsa yang masih pejabat Keraton begitu bersahabat dengan kumpeni belanda, Patih Danurejo bahkan bersama-sama melakukan maksiat dengan minum-minum arak di sekitar keraton. Dari permusuhan tersebut maka kelompok Patih Danurejo menggelari Diponegoro dengan Pangeran Santri, yang fanatik, tidak maju alias ndeso...

Bisa diperkirakan kemudian kalau mereka berusaha memancing agar Pangeran Diponegoro bertindak melawan mereka, dan Patih Danurejo merasa mantap mendapat backing kekuatan belanda. Jadi apa yang ditulis dalam sejarah Pangeran Diponegoro melawan belanda karena tanah tegalrejo dipatok oleh Danurejo tanpa ijin, atau malahan di sejarah SD karena makam leluhur, alasan ini sungguh mengada-ada.

Pangeran berani melakukan deklarasi Jihad fi Sabilillah juga setelah mendapat fatwa dari Kiyai Hasan Mukmin, walau beliau juga menyuruh Diponegoro untuk mencari dukungan kiyai atau ulama-ulama lain. Diponegoro menghukumi belanda itu bukan hanya musuh tapi juga Najis, maka meniru atau memakai pakaian belanda juga terlarang bagi pengikut beliau.

Berangkal sekarang ini hanya ada Masjid yang masih berdiri tapi pesantrennya telah berganti dengan madrasah ibtida`iyah muhammadiyah yang tidak terlalu maju, mestinya para pelanjut Berangkal harus meneruskan perjuangan Kiyai Hasan Mukmin. Anak turun beliau banyak yang menjadi orang terpandang, seperti Bapak Dochak Lathief yang pernah jadi rektor UMS, juga bapak Dr.Rifqi Muslim di Semarang. dan masih banyak yang lainya....